Timnas Indonesia Sukak Kali Naturalisasi Lini Depan
Baru ada persyaratan lain seperti siap bayar uang kas negara yang banyaknya bergantung ke pendapatan tiap bulan dan punyai mata pencarian masih tetap. Slot Judi Online Seterusnya, tinggal ajukan permintaan naturalisasi sesudah lengkapi daftar syarat ke petinggi atau perwakilan RI untuk dicheck beberapa berkasnya.
Kesungguhan Indonesia lakukan naturalisasi ke Ezra juga bukan tanpa argumen. Dia diharap dapat menolong tim nasional U-22 raih medali emas SEA Game 2017, gelar sebagai tekad Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI. Bila naturalisasi berjalan mulus, Ezra akan berkompetisi dengan Ahmad Nur Hardianto dan Dendy Sulistyawan di baris depan Indonesia U-22.
Nur Hardianto dan Dendy sebagai striker yang masuk Slot Online Terpercaya ke susunan pemain tim nasional U-22 yang hendak beruji coba dengan Myanmar di Stadion Pakansari, Selasa (21/3.2-17). Masih ada pula penyerang-penyerang muda yang lain berpotensial tetapi tidak diundang seperti Angga Febryanto Putra, Martinus Novianto, Muchlis Hadi Ning Syaifulloh, Muhammad Anang Adi Nugraha, dan yang lain.
Beberapa nama striker lain itu akan terancam dengan kedatangan Ezra yang notabene dengan status sebagai pemain sekolah tinggi Ajax. Bahkan juga hadirnya juga memberikan ancaman keberadaan striker Indonesia yang telah tertera ke scuad tim nasional Indonesia U-22 hadapi Myanmar.
Striker merupakan status yang terbanyak dihabiskan pemain naturalisasi di Indonesia semenjak timbulnya Irfan Bachdim (yang beberapa orang anggap sebagai pemain naturalisasi, walau sebenarnya bukan), Cristian Gonzales, Johnny Rudolf van Beukering, Sergio Van Dijk, sampai Ezra Walian belakangan ini, bila dikorelasikan dengan opini Robert Rene Alberts, manager PSM Makassar.
Menurut Alberts, tumbuh suburnya striker naturalisasi sama dengan keperluan kesebelasan Indonesia ke striker asing. Hal itu tidak berarti karena striker Indonesia tidak berkualitas, tetapi bentuk striker asing dipandang lebih memungkinkannya untuk cetak gol.
"Pasti kesebelasan cari striker asing untuk memperoleh kualitas yang lain dibandingkan dengan striker lokal dalam soal tinggi, berat [badan], dan panjang [kaki]. Walau demikian, kita dapat menyaksikan di AFF Suzuki Cup belakangan ini, kami (Indonesia) sebetulnya mempunyai lumayan banyak pemain serang yang baik di Indonesia."
"Kemungkinan beberapa negara dapat ngomong, `Kami tidak dapat memperoleh striker yang bagus` tetapi itu tidak dapat diterima karena kita tidak paham bila ada pemain striker tengah yang bisa jadi jadi striker," tutur Alberts saat diinterviu di Hotel Topaz Bandung beberapa lalu.